Bisakah kita berbohong pada perasaan?
Bisakah kita mengelabuinya?
Bisakah pikiran dan logika mengatur bagaimana perasaan berkehendak?
Seandainya saja aku bisa, maka aku tidak akan lari darinya.
Perasaanku tak pernah mengenal logika, perasaaanku tak mengenal kompromi
Satu-satunya hal yang bisa aku lakukan ketika aku hidup dalam kebohongan perasaan adalah dengan lari dan menjauh darinya.
Aku merasa itu jauh lebih baik daripada harus hidup dengan denial, pengelakan terhadap perasaan.
Lebih baik aku pergi menjauh hingga aku merasa tentram, karena ini semua sudah cukup menyiksa.
Aku ingin hidup dengan damai, jiwa dan hati yang damai.
Aku hanya ingin merasa utuh...
Hidup dengan pikiran dan perasaan yang sejalan dan sinkron, tidak bertolak belakang.
Pengorbanan terkadang harus dilakukan
Keputusan yang berat terpaksa diambil
No comments:
Post a Comment