19.5.11

Catatan Perjalananku

Desa Seblat, Bengkulu, 10 Mei 2011

Ketika kuterbangun di pagi ini...
kubuka mata tapi yang ada hanya gelap gulita...tak ada cahaya setitikpun
Astagfirullah, apakah aku telah buta???
Kuraba sekitar, ku sedang terbaring di atas dipan, bersama sahabatku, di suatu desa kecil di pedalaman Bengkulu.
Malam telah berlalu tanpa lampu listrik, hanya redup cahaya lampu minyak dan sinar rembulan serta bintang-bintang menyemarakkan suasana malam di desa ini.
Kuraba kesana kemari mencari benda kecil bernama lampu senter.
Apakah ini sudah masuk waktu subuh??
Akupun tak tahu...

Kuintip dari jendela kamar, suasana subuh hari...
Kabut perlahan-lahan naik, membuka tabir halus putih ringan, menampakkan barisan pepohonan dan bukit-bukit kecil yang mengelilingi desa.
Sementara ayam berkokok bersahut- sahutan menyambut sang mentari  yang sinarnya masih malu-malu.
Bagai berada di suatu dunia magis yang begitu jauh...jauh...jauh...
Rumah-rumah beratapkan seng, nampak putih agak kelabu. Sekilas nampak seperti tertutupi lapisan salju.
Udara yang dingin dan susana yang gelap ditutupi kabut, bagaikan berada di belahan bumi utara...
Apakah ini hanya sugestiku saja??